Membahas tentang sebuah
teknologi di era seperti sekarang ini memang tidak akan ada habisnya, dari segi
perkembangannya-pun teknologi semakin terus maju dan berkembang, baik dari segi
aplikasi maupun design-nya yang
semakin hari semakin memudahkan serta memanjakan para penggunanya. Di dalam
buku karangan Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of
New Media : Social Shaping and Social Consquences of ITCs, Chapter 2 : “Creating Community with Media
: History, Theories and Scientific Investigations adalah salah satu
buku yang menjelaskan tentang bagaimana sebuah teknologi itu berasal, dampak,
dan juga penjelasan-penjelasan lainnya seperti adanya komunitas-komunitas
tertentu, terutama di dalam chapter 2 ini.
Dijelaskan di dalam buku tersebut,
bahwa alat teknologi yang diciptakan manusia pada dasarnya berfungsi untuk
memberi kemudahan pada manusia, khususnya pada aspek komunikasi. Teknologi
terus menerus berkembang, dan banyak orang-orang yang selalu mencoba untuk
menciptakan penemuan-penemuan baru dalam bidang media dan telekomunikasi. Hal
itu juga setara dengan tuntutan masyarakat pada jaman seperti sekarang ini yang
menginginkan berbagai macam alat teknologi komunikasi yang memudahkan
penggunanya, yang canggih, dan juga praktis serta efisien. Dengan adanya
kemudahan yang diciptakan untuk memudahkan orang-orang dalam berkomunikasi,
seharusnya menjadikan manusia menjadi orang yang lebih aktif dalam
bersosialisasi. Tetapi justru sebaliknya, adanya teknologi ini justru
menimbulkan dampak negative meskipun tentunya juga memberikan dampak positif.
Salah satu hal yang menarik dari
adanya komunikasi yang disertai dengan kelengkapan internet adalah, adanya virtual community. Virtual Community adalah suatu komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan internet atau secara maya. Komunikasi yang terjadi di dalam virtual
community sebenarnya sama dengan komunikasi yang terjadi pada dunia nyata,
hanya saja mereka tidak melakukannya secara in
contact dengan lawan bicaranya, mereka hanya melakukan komunikasi secara
verbal (tulisan). Karakteristik yang dijelaskan oleh Rheingold (2000) mengenai virtual community adalah, orang-orang
yang berada di dalam komunitas virtual ini menggunakan kata-kata dilayar untuk
basa-basi, pertukaran, dan berdebat, serta untuk terlibat di dalam wacana
intelektual, melakukan perdagangan, pertukaran pengetahuan, membuat rencana,
gossip, perseteruan, mencari teman dan kehilangan teman.
Biasanya, komunitas virtual ini
berasal dari sekumpulan orang yang memiliki minat dan kesukaan yang sama yang
tergabung didalam jaringan sosial online. Seperi misalnya, adanya group di
dalam sebuah aplikasi seperti Line maupun BBM dan lain-lain, beberapa dari
mereka kebanyakan tidak pernah bertemu langsung dan bisa saja hanya bertemu
melalui sosial media, maupun bergabung bersama group itu secara langsung. Individu
yang tergabung dalam komunitas ini sangat beragam. Dimana dalam komunitas ini
menjadi wadah untuk berkomunikasi yang nyaman bagi anggotanya. Melalui
komunitas ini setiap individu dapat mencoba untuk mengetahui tentang
karakteristik tentang setiap individu. Komunitas ini merupakan suatu perilaku
suatu organisasi yang berlangsung sangat kompeks, dimana aliran komunikasi
berlangsung dari luar ke dalam atau dari dalam ke luar dengan pertukaran
informasi. Kecepatan informasi dan kedalamn aplikasi sistem tekonologi yang
sangat tinggi. Yang sekarang ini virtual community menjadi budaya yang digemari
oleh para peminatnya.
Saya adalah salah satu pelaku
komunitas virtual juga, dimana saya memiliki sebuah komunitas virtual dengan
individu-individu yang memiliki kegemaran/kesenangan dengan Korean-Pop. Banyak hal
yang menarik dari komunitas virtual, dimana kita bisa dengan mudah bertemu
dengan teman-teman baru yang berasal dari wilayah yang berbeda. Kelompok virtual
yang saya jalani ini bahkan pernah melakukan kegiatan bersama seputar hal-hal
yang kita gemari, seperti menonton acara konser K-pop bersama, maupun berkumpul
dan mengadakan nonton film ter-update
dari South Korea itu sendiri.
Adanya kemajuan teknologi yang
terus berkembang tentunya memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri. Misalnya
dampak positif yang dihasilkan dari adanya virtual komunitas itu sendiri, yaitu
kita bisa bertemu teman-teman baru dengan mudah di dalam sebuah komunitas yang
memiliki minat yang sama. Teman-teman yang ditemukan di dalam komunitas ini
biasanya bukan hanya berasal dari wilayah atau daerah yang berbeda, tetapi bisa
juga berasal dari Negara yang berbeda. Kemudian, kita bisa berbagi informasi
dengan mudah secara cepat dan praktis. Dengan bertemu teman-teman di dalam
komunitas virtual ini, mereka juga bisa berbagi informasi mengenai budaya
masing-masing, sehingga kita dapat berkomunikasi dan saling menghargai
bagaimana masing-masaing dari budaya tersebut bekerja.
Namun, tentu saja hal ini tidak
luput dari dampak negative yang dihasilkan. Hal-hal seperti ini juga tentunya
menimbulkan dampak negative seperti, terkadang orang terlalu terfokus dengan
komunitas virtualnya, mereka menganggap bahwa virtual komunitasnya adalah dunia
yang sangat asik baginya, hal ini menjadi dampak negative karena dapat membuat
orang melupakan kehidupan sosial di kehidupan nyata mereka. Orang-orang dengan
ketergantungannya bersama komunitas virtualnya juga dapat menyebabkan dirinya
kehilangan identitas dirinya yang asli dimana seseorang itu terlalu asik dengan
identitas yang dibuat di dalam komunitas virtual tersebut. Kekurangan dari adanya komunitas virtual ini
yaitu, dengan mudahnya situs-situs porno disebarluaskan, dimana hal ini dapat
merusak moral anak-anak dibawah umur, tetapi hal ini bisa diminimalisir dengan
cara mengantisipasi dari para produsen ‘browser’
yang melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses sehingga
akan aman ketika seseorang mengirimkan sebuah situs yang tidak jelas
asal-usulnya. Yang paling sering terjadi apabila terdapat komunitas virtual
seperti ini adalah, mudahnya penipuan yang sering kali terjadi di dalam sebuah
kelompok. Penipuan dalam bentuk apasaja, yang seringkali tentunya merugikan orang-orang
individu maupun banyak, cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini
atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi
tersebut.
Beberapa orang sangat menyukai virtual community ketimbang sosialisasi
bersama teman-teman di dunia nyata, mungkin mulai sekarang ada baiknya apabila
kita mencoba untuk membuka mata dan pikiran untuk mencoba beralih menjadi organic community ataupun kita bisa
menyeimbangkan diantara dua hal tersebut. Karena, kita tidak akan selamanya
hidup di dalam dunia maya saja, melainkan di dunia yang nyata.
(F1C013090)
Daftar Pustaka
Lievrouw, Leah A. & Sonia
Livingstone. 2006, Handbook of New Media : Social Shaping and Social
Consquences of ITCs, Chapter 2 : “Creating
Community with Media : History, Theories and Scientific Investigations
Mas boleh minta kontaknya?sy lagi cari buku ini
BalasHapusMas boleh minta kontaknya?sy lagi cari buku ini
BalasHapus@abdul rahman: untuk contact bisa cek di warm welcome-ku atau via twitter :)
BalasHapus